Sphere! Sphere Madness!!
Alkisah, pada suatu hari yang tidak lebih dari seminggu ini, aku mendapati artikel mengenai bocornya file APK (file yang dipakai Android) kamera yang nantinya dipakai Google Edition Galaxy S4 dan HTC One. Isinya adalah aplikasi gallery viewer dan camera. Tampilan antarmuka dalam aplikasi kamera ini menggunakan tampilan antarmuka yang baru menyerupai dial pada kamera SLR.
Komentar saya waktu itu: meh!
Aku ga butuh aplikasi kamera. Apalagi kalau hanya soal tampilan aja. Untuk menggantikan aplikasi stock camera jelas riskan karena aplikasi "bongkaran" seperti ini rentan crash dipakai di device luar ketentuan. Terlebih lagi, perangkat yang kupakai tergolong uzur, tiga tahun and stilll kicking!
Sampai akhirnya aku tiba pada paragraf bagian tengah. Alinea itu mengungkapkan bahwa aplikasi ini memungkinkan penggunanya menikmati fitur photosphere. Hah? ini keren dong! selama ini fitur tersebut terkunci pada perangkat tertentu. Belum ada aplikasi di Play Store yang bisa berfungsi serupa. Sekarang bisa didapatkan secara gratis?
Antara senang dan cemas. Senang karena ga sabar menjajal fitur kamera yang baru. Cemas karena khawatir hapeku ga kuat menjalani fitur tersebut. Pikiran itu terus berkecamuk sementara progress bar download terus bejalan... sampai 100 persen. Kutransfer ke ponsel, buka file manager, buka folder, aktifkan filenya, pencet OK untuk memasang aplikasi, tunggu sejenak hingga prosesnya selesai....
Begitu APK itu dipasang, muncul dua icon di ponselku, GALLERY dan CAMERA. Keduanya mirip dengan yang kumiliki (namanya juga stock app). Namun ada beda logonya. Cek saja gambar dibawah ini. Yang sebelah kiri adalah stock app dari Android versi ICS sementara sisi kanan dari aplikasi bongkaran.
Bagaimana tampilan kameranya? lebih Nexus menurutku... lebih simpel. Hanya ada tiga tombol yang bisa dipakai.
Tombol utama, shutter adalah lingkaran biru yang akan mengeluarkan animasi autofocus yang khas saat ditahan. Lepas, klik!
Tombol lingkaran dengan garis tipis disebelah kanan shutter merupakan option yang memunculkan lengkung berisi parameter untuk diulik bila disentuh. Seperti terlihat dilayar, ada empat pilihan yakni kompensasi exposure, settingan lebih lanjut, flash, dan kamera yang dipakai (depan atau belakang). So far masih terlihat ketidaksempurnaan versi aplikasi ini yakni pilihan dengan keterangan masih berbeda. Misalnya sewaktu berinteraksi dengan pilihan flash.
Nah, sekarang saya ulik tombol disebelah kiri yang memuat moda yang bisa dipakai. Wuuuuzzzzz dan muncullah kolomnya.
Bisa terlihat, icon paling atas itulah yang paling dinanti. Itu icon photosphere yang selama ini dicari, dilihat, tapi ga bisa dibuat sendiri. Dibawahnya adalah moda panorama, dibawahnya lagi video, dan paling bawah, ya kamera yang kupakai.
So far, moda lain menyenangkan. Untuk panorama misalnya, tidak ada lagi kotak panduan yang bergerak seiring kamera. Kita hanya memutar kamera dan gambar mengambil secara realtime. Ga ada suara jepret jepret ditengah jalan. Dan videonya, ternyata aku bisa ambil timelapse dengan resolusi hingga 1080p. Wah keren! tapi belum sempat dicoba. Barangkali bisa menyusul di updatenya.
Sekarang tiba di menu utama. Photosphere. Tampilannya seperti di video-video yang dirilis Google. Kita tinggal menjahit 41 foto dengan panduan titik-titik. Yang perlu dilakukan adalah berdiri berputar. Yang dibutuhkan dalam membuat photosphere adalah ketekunan dan muka tebal. Siapa yang ga heran liat ada orang berputar-putar mengacungkan ponsel?
Hasilnya bisa ditengok di profil G+ saya seperti ini, ini, atau ini.
Nanti saya bagi tips yang saya kumpulkan demi mendapatkan photosphere yang "bundar"....
Oiya, yang minta tautan untuk mengunduh APK yang saya ceritakan dari tadi bisa didapatkan disini.
Selamat berphotosphere :))




