AfterFocus, 6 Months Later
Iseng-iseng buka arsip tulisan di rubrik Tekno Kompas, nongol artikel mengenai AfterFocus di sini. Enam bulan selanjutnya, apa yang terjadi??
Artikel itu saya buat tanggal 18 April 2012 lalu. Idenya sederhana, sebuah aplikasi yang bisa menghasilkan efek kabur sehingga dengan pengaturan tertentu bisa membuatnya seolah memiliki ruang tajam.
Saat artikel ini dibuat, instagram untuk Android belum mengeluarkan update yang memungkinkan untuk blur (seperti focus blur maupun efek tilt-shift). Dengan demikian, aplikasi ini langsung menjadi pilihan saya untuk mengulik foto yang diambil sebelum diunggah ke instagram.
Yang membuat Afterfocus ini spesial, belum ada aplikasi lain yang serius menggarap fungsi blur berbasis seleksi. Mekanisme blur juga cukup unik menurut saya, dengan sapuan jari seperti tool magic wand di Adobe Photoshop.
Semula memang terasa ada kekurangan karena kita tidak bisa mengatur "feather" dari seleksi yang dibuat, fitur itu rupanya ada di versi berbayar hehehe... Ada lagi fitur "take two photos" yang mendasarkan dua gambar untuk mengambil seleksi.
Saya belum mencoba, belum beli yang berbayar :)). Salah satu kelemahan dari aplikasi ini adalah fitur dalam versi berbayar tidak terlalu signifikan, semua sudah diobral di versi gratisan. Itulah yang bagi saya kelemahan (atau keluguan) dari developer AfterFocus hehehe...
Untuk fungsi jurnalistik, untuk sementara saya haram pakai aplikasi ini karena sudah dalam tataran rekayasa foto. Meski tidak mengubah apa pun, pemburaman sebuah bagian bisa memiliki makna lain seperti mengarahkan fokus atau menutupi sesuatu.
Barangkali di masa mendatang, kita bisa memakainya.
Meskipun instagram sudah bisa blur, aplikasi ini tetap saya siapkan di ponsel saya. Suatu saat, kita butuh untuk memburamkan daerah yang spesifik menurut gaya kita. Di sanalah aplikasi Afterfocus beraksi!
